Fotokonduktivitas adalah fenomena sebuah bahan yang mengalami perubahan sifat penghantar listrik (konduktivitas) menjadi lebih baik akibat menyerap gelombang elektromagnetik seperti sinar tampak, ultraviolet, inframerah atau gelombang gamma.[1] Hal ini terjadi karena gelombang tersebut menyebabkan eksitasi elektron sehingga meningkatkan jumlah elektron bebas dan lubang elektron pada bahan tersebut, yang berakibat meningkatnya konduktivitas.[2] Hanya sebagian kecil bahan memiliki sifat ini, contohnya adalah polimer polivinil karbazol,[3] senyawa timbal sulfida, dan unsur selenium.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ DeWerd, L. A.; P. R. Moran (1978). "Solid-state electrophotography with Al2O3". Medical Physics. 5 (1): 23–26. Bibcode:1978MedPh...5...23D. doi:10.1118/1.594505. PMID 634229. 
  2. ^ Saghaei, Jaber; Fallahzadeh, Ali; Saghaei, Tayebeh (June 2016). "Vapor treatment as a new method for photocurrent enhancement of UV photodetectors based on ZnO nanorods". Sensors and Actuators A: Physical. 247: 150–155. doi:10.1016/j.sna.2016.05.050. 
  3. ^ Law, Kock Yee (1993). "Organic photoconductive materials: recent trends and developments". Chemical Reviews, American Chemical Society. 93: 449–486. doi:10.1021/cr00017a020. 
  4. ^ MCGraw-Hill Companies, Inc (16 June 2001). The Illustrated Dictionary of Electronics, 8th Ed,Stan Gibilico, 2001: Electronics. MCGraw-Hill Companies, Inc. hlm. 529. GGKEY:FWY9Y20A2L7. [pranala nonaktif permanen]